Fungsi Pendidikan Media Massa Dinilai Mulai Hilang

Fungsi Pendidikan Media Massa Dinilai Mulai Hilang
Fungsi pendidikan media massa mulai hilang. Sekitar 80 persen isi dari berbagai tayangan sudah menyimpang dari ketentuan media sebagai fungsi penyiaran.

Demikian dikemukakan pengajar Universitas Sumatera Utara (USU) yang juga Penguji Kompetensi Wartawan dengan Sertifikasi Dewan Pers, Iskandar Zulkarnain.

“Buktinya berita-berita soal pembunuhan sudah tidak menggegerkan lagi bahkan dianggap biasa,” ujarnya ketika menjadi pembicara di Focus Group Discussion (FGD) di Kafe Potret, Rabu (24/8/2016).

Ia menuturkan, fungsi media massa adalah memberi informasi, mendidik dan menghibur. Dalam masyarakat demokrasi, sering disebutkan fungsi keempat yaitu kontrol sosial. Di sini, media berfungsi mengawasi jalannya pemerintahan.

“Setiap media massa memiliki apa yang disebut kebijakan redaksional. Kriteria kelayakan berita itu bersifat umum dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media yang lain,” tuturnya dikutip Tribun Medan.

Ia menjelaskan, fungsi edukasi media massa semakin rendah. Bukti nyata tampak dari pola pikir serta prilaku masyarakat yang menyimpang dari kaidah etika. Saat ini diketahui bahwa fungsi edukasi media massa semakin turun bahkan tidak sesuai lagi kaidah etika.

“Kualitas sumber daya manusia (SDM) sudah bagus karena mereka memiliki etika yang membuat pembentukan untuk pengembangan ekonomi lebih mudah. Untuk mengubah itu semua, dibutuhkan tiga pihak yaitu pemilik media massa, idealisme dan pekerjanya sendiri harus berada pada posisi seimbang,” jelasnya.

Ia menerangkan, tidak bisa timpang pada satu pihak sebab fungsinya juga akan menyimpang. Bahkan pada UU No 21 tahun 1982 sebelum diubah menjadi UU No 40 tahun 1999 tentang Pers disebutkan bahkan pekerja harus memiliki 20 persen dari total saham perusahaan,” terangnya.

Pembicara lain, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Sumut Herman, mengatakan, bagian penting dari media adalah edukasi selain sebagai hiburan. Untuk itu dibutuhkan kesepakatan antara pemilik dan pekerja agar tercipta konsep yang baik.

“Dalam hal ini perlu kesadaran semua pihak untuk meningkatkan pengetahuan tentang media massa karena apabila tidak, berarti pilar satu bangsa sudah hancur. Sebagai satu sistem yang besar,media massa berfungsi sebagai soko guru bangsa yang menjadi pilar satu bangsa jadi harus berubah ke arah sebenarnya. Butuh kerjasama semua pihak," jelasnya.

Ia mengatakan, masyarakat juga harus mengkritisi dengan memantau kinerja media. Sebagai pembaca atau penonton punya hak untuk mengubah isi berita atau tayangan. Masyarakat yang peduli harus mau mengkritisi semua tayangan atau isi berita dianggap tidak sesuai dengan fungsinya.*

3 comments :

Reader's Comments